Juventus.com kembali mempersembahkan 50 legenda Bianconeri, yang namanya akan berada di Stadion baru Juventus, dan telah dipilih oleh para fans.
Tanggal 19 Juni akan menjadi tanggal yang tidak dapat dilupakan salam sejarah sepakbola Italia. Walaupun telah berlalu 73 tahun yang lalu, kenangan tersebut masih segar dalam ingatan. Pada tahun 1938, tim nasional Italia asuha Vittorio Pozzo merayakan kemenangan Piala Dunia untuk yang kedua kalinya di Paris, empat tahun setelah kesuksesan yang sama di Roma. Kemenangan 4-2 atas Hungaria menjadi sangat menentukan. Dan salah satu legenda Juventus menjadi bagian dari tim tersebut : Pietro Rava.
‘Kehidupan dalam hitam dan putih ’ adalah sebuah kutipan yang paling tepat untuk menggambarkan karir dari bek sayap ini, menjalani 13 dari 16 tahun karirnya bersama Juventus. Ia memulai karinya bersama Bianconeri, menjalani debutnya pada 1935/36, atau setelah kesuksesan periode Quinquennio.
Ikatannya yang kuat dan panjang bersama Juventus berlangsung hingga 1950, setelah menjalani musim yang singkat di Alessandria (1946/47), sebuah tim dari provinsi kelahirannya. Sebelum mengucapkan salam perpisahan dan mengakhiri karirnya di Novara, Ia meraih kepuasan terbesar dalam karirnya dengan mengangkat satu-satunya gelar scudetto yang Ia raih (1949/50) di musim pertama setelah era Grande Torino. Piala Italia yang diraih pada 1938 dan 1942 menjadi dua gelar pertamanya bersama Bianconeri, dalam 330 penampilan dan 15 gol yang Ia cetak.
Rava dan Alfredo Foni - bek sayap Juve lainnya - menjadi duet bek yang tidak dapat dikalahkan, dan juga bermain impresif di ajang Piala DUnia. Keduanya bermain dalam Piala Dunia 1938 dan Olimpiade Berlin 1936.
Pietro Rava meninggal dunia lima tahun yang lalu, pada 5 November 2006, dalam usia 90 tahun. Ia adalah pemain terakhir yang meninggal dunia dari tim nasional Italia yang mengangkat Piala Dunia di Paris.
Tanggal 19 Juni akan menjadi tanggal yang tidak dapat dilupakan salam sejarah sepakbola Italia. Walaupun telah berlalu 73 tahun yang lalu, kenangan tersebut masih segar dalam ingatan. Pada tahun 1938, tim nasional Italia asuha Vittorio Pozzo merayakan kemenangan Piala Dunia untuk yang kedua kalinya di Paris, empat tahun setelah kesuksesan yang sama di Roma. Kemenangan 4-2 atas Hungaria menjadi sangat menentukan. Dan salah satu legenda Juventus menjadi bagian dari tim tersebut : Pietro Rava.
‘Kehidupan dalam hitam dan putih ’ adalah sebuah kutipan yang paling tepat untuk menggambarkan karir dari bek sayap ini, menjalani 13 dari 16 tahun karirnya bersama Juventus. Ia memulai karinya bersama Bianconeri, menjalani debutnya pada 1935/36, atau setelah kesuksesan periode Quinquennio.
Ikatannya yang kuat dan panjang bersama Juventus berlangsung hingga 1950, setelah menjalani musim yang singkat di Alessandria (1946/47), sebuah tim dari provinsi kelahirannya. Sebelum mengucapkan salam perpisahan dan mengakhiri karirnya di Novara, Ia meraih kepuasan terbesar dalam karirnya dengan mengangkat satu-satunya gelar scudetto yang Ia raih (1949/50) di musim pertama setelah era Grande Torino. Piala Italia yang diraih pada 1938 dan 1942 menjadi dua gelar pertamanya bersama Bianconeri, dalam 330 penampilan dan 15 gol yang Ia cetak.
Rava dan Alfredo Foni - bek sayap Juve lainnya - menjadi duet bek yang tidak dapat dikalahkan, dan juga bermain impresif di ajang Piala DUnia. Keduanya bermain dalam Piala Dunia 1938 dan Olimpiade Berlin 1936.
Pietro Rava meninggal dunia lima tahun yang lalu, pada 5 November 2006, dalam usia 90 tahun. Ia adalah pemain terakhir yang meninggal dunia dari tim nasional Italia yang mengangkat Piala Dunia di Paris.
0 Komentar:
Posting Komentar