Jumat, 17 Juni 2011

Pazienza Resmi ke Juventus

Setelah menjalani proses tes medis, Michele Pazienza resmi menjadi milik Juventus setelah menandatangani kontrak dengan durasi 3 tahun. Dia adalah seorang gelandang perusak, namun bukanlah perusak permainan. Pazienza adalah perpaduan sempurna antara kualitas dan kuantitas. Gaya permainannya memadukan kerjasama dengan lari tanpa henti, dengan penetrasi ke kotak penalti dengan waktu yang tepat serta memberikan umpan yang krusial.

Lahir pada 5 Agustus 1982 di San Savero sebuah daerah di Foggia. Ia memulai pendidikan sepakbolanya di ‘Gruppo Sportivo Apocalisse’ dan bergabung dengan Foggia pada usia 17 tahun, dan bersiap memulai karir profesionalnya. Dia menghabiskan 4 musim di Puglia, dan berkontribusi membawa Puglia promosi ke Serie C1. Kemudian dia pindah ke Udinese pada musim panas 2003 dan menjadi bagian kehebatan Udinese kala itu. Dia akhirnya pindah ke Fiorentina dan sukses menjadi pemain inti selama 2 musim. Di tengah musim akhirnya dia memilih untuk bergabung ke Napoli dan menjadi figur penting disebelah Marek Hamsik. Pazienza mencetak gol pertamanya pada 13 Desember 2008 saat membungkam Lecce. Dia kemudian mempersembahkan 3 gol untuk Napoli dan mengantarkan Napoli ke Liga Champions untuk musim depan.

Serial Perjalanan Bintang # 8 : Sergio Brio

Juventus.com kembali melanjutkan dalam menampilkan 50 legenda Bianconeri yang namanya akan berada di Stadion baru, dan telah dipilih oleh para fans. Kali ini adalah seri ke delapan, dan menjadi giliran dari pemain bertahan bertubuh 'raksasa', Sergio Brio.

Brio, bersama dengan Francesco Morino, adalah pemain yang berposisi sebagai ‘stopper’ dengan kemampuan untuk menjaga lawan. Ia selalu mengenakan seragam bernomor punggung ‘5’ (di era dimana nomor skuad belum diterapkan), bermain dengan lengan baju yang tergulung meskipun pada bulan Januari, menunjukkan semangat tinggi dan mencetak beberapa gol penting. Sergio Brio menjalani 12 musim di Turin (dari 1978-1990) dan bermain bersama – di beberapa waktu yang berbeda – dengan pemain-pemain seperti Gaetano Scirea, Claudio Gentile dan Antonio Cabrini, tanpa melupakan Dino Zoff dan Stefano Tacconi.

Pemain bertahan ini menggunakan semangat juangnya yang tinggi untuk mematikan langkah dari para penyerang lawan (‘pertempurannya’ dengan Roberto Pruzzo tidak akan dapat terlupakan), namun Ia juga memiliki kemampuan khusus di area penalti lawan : 24 gol dari 378 laga merupakan perolehan yang impresif bagi seorang pemain bertahan. Ia berkontribusi dalam era kesuksesan Bianconeri, dengan meraih beberapa trofi : empat Scudetto, tiga Piala Italia, satu Piala Champions, satu Piala Interkontinental, satu Piala Super Eropa, satu Piala Cup Winners’ dan satu Piala UEFA.

Prestasi Brio ini menjadikannya sebagai salah satu dari lima pemain (bersama-sama Scirea, Cabrini, Tacconi dan pemain Belanda Danny Blind) yang telah memenangkan seluruh ajang kompetisi sepakbola yang diakui oleh UEFA dan FIFA.

Ia pensiun dari sepakbola pada 1990, bersamaan dengan kesuksesan mantan rekannya Zoff yang memimpin Bianconeri mengangkat gelar ganda, Piala Italia dan Piala UEFA. Namun, Brio melanjutkan hubungannya dengan klub, saat menjadi asisten dari Trapattoni dan meraih kesuksesan di Piala UEFA tahun 1992.

Seri Perjalanan Bintang #7 : Gianluca Pessotto

Hari ini merupakan serial ke tujuh dari ‘Perjalanan Bintang Legenda’. Juventus.com masih akan terus melanjutkan untuk memperkenalkan 50 legenda Bianconeri yang namanya akan berada di Stadion baru, dan telah dipilih oleh para fans.

Legenda ketujuh dari Bianconeri ini adalah, sejak diperkenalkannya nomor punggung pemain, memegang jersey nomor tujuh untuk periode terlama : Gianluca Pessotto. Full-back yang mampu bermain di beberapa posisi ini menjalani sebelas musim di Turin, dan menghabiskan tujuh musim dengan mengenakan seragam bernomor punggung tujuh.

Gianluca Pessotto adalah pemain yang mampu beradaptasi dengan baik dan sangat cerdas. Ia membuktikan dirinya sebagai salah satu pemain yang banyak memiliki sumber daya dan keinginan yang kuat, dan ini ditandai dengan kemampuannya melangkah dari tim serie C2 bersama Varese, hingga mengangkat Piala Interkontinental bersama Juventus dalam rentang waktu lima tahun.

Ia tiba di Juve pada tahun 1995, bergabung dengan tim yang baru saja meraih gelar, namun masih mencari kesuksesan lainnya. Pessotto menikmati begitu banyak kesuksesan dalam musim berikutnya bersama Juventus. Dan ketika Ia pensiun pada musim 2005/06, Pessotto memiliki raihan gelar yang luar biasa : enam Scudetto, empat Piala Super Italia, satu Piala Champions (dimana golpenaltinya memenangkan final melawan Ajax), satu Piala Interkontinental dan satu Piala Super Eropa. Ia bermain sebanyak 366 laga untuk Juventus dan mencetak tiga gol.

Pessotto juga memberikan kontribusi bagi tim nasional Italia, terutama pada ajang Euro 2000. Ia mencetak penalti di semi-final melawan Belanda, berhasil mematikan Zidane dan memberikan umpan pada gol pembuka Delvecchio di final melawan Perancis. Namun akhirnya, Perancis berhasil membalas dengan dua gol dan memenangkan ajang tersebut.

Nama Gianluca Pessotto sampai saat ini masih terikat dengan Juventus, lima tahun setelah mengakhiri karirnya yang panjang dan mengagumkan. Setelah sempat menjadi ‘Manajer Tim’ bersama Tim Utama Juventus, Ia saat ini bertanggung jawab terhadap Sektor Remaja dari Bianconeri.

Seri Perjalanan Bintang #6 : Dino Zoff

Hari ini 'Perjalanan Bintang Legenda' telah sampai pada seri yang ke enam. Juventus.com akan kembali melanjutkan perjalanan 50 legenda Bianconeri yang namanya akan berada di Stadion baru, dan telah dipilih oleh para fans.

Memperingati 29 tahun dari rekor 100 kali penampilan bersama tim nasional Italia (saat Italia Vs Polandia) dan menjelang sebuah rekor penting lainnya (rekor 'clean-sheet' dalam laga internasional yang berakhir pada 15 Juni 1974), legenda pada hari ini adalah Dino Zoff.

Zoff adalah sebuah keajaiban yang sesungguhnya, simbol dari kekuatan, ketahanan, dan yang selalu dapat diandalkan. Ia mewakili dengan baik dari tim nasional Italia - sebagai kapten pada Piala Dunia Spanyol 1982 - dan juga bagi Juventus Football Club. Kiper ini tiba di Juventus pada tahun 1972 di usia 30 tahun, dengan pengalaman penting selama sepuluh tahun karirnya bersama Udinese, Mantova dan Napoli. Ia juga menjadi bintang bagi Azzurri, dengan memenangkan Piala Euro 1968 dan nyaris tidak ikut dalam Piala Dunia 1970.

Di Juventus, Zoff memperpanjang karir cemerlangnya dalam satu dekade berikutnya. Ia memainkan 476 laga dalam sebelas musim (330 penampilan di Serie A, tanpa absen satu laga pun) dan mempersembahkan beberapa trofi bagi Bianconeri : enam Scudetto, dua Piala Italia dan satu Piala UEFA. Usai final Liga Champions melawan Hamburg pada tahun 1983, sang kiper ini memutuskan untung menggantungkan sarung tangannya. Namun, kepergiannya hanya sesaat. Ia kembali sebagai pelatih Juventus pada 1988, dan memimpin Bianconeri meraih satu Piala Italia dan Piala UEFA.

Rabu, 15 Juni 2011

Seri Perjalanan Bintang #5 : Edgar Davids

Hari ini hadir serial berikutnya dari 'Perjalanan Bintang Legenda'. Juventus.com kembali melanjutkan kisah dari 50 legenda Bianconeri yang namanya akan berada di Stadion baru Juventus, dan dipilih oleh para fans.

“Terakhir namun bukan yang tidak penting”, adalah sebuah ungkapan yang tepat bagi Edgar Davids. Gelandang asal Belanda ini adalah pemain terakhir yang dianugerahi Bintang Legenda (dan akan ikut terpampang di Stadion baru Juventus bersama-sama dengan 49 nama lainnya yang telah terpilih lebih dahulu.

Meskipun menjadi yang terakhir, namun bukan berarti kontribusinya di lapangan tidak berarti dalam meraih cinta dari para fans. "The Pitbull" hingga saat ini masih menjadi salah satu pemain favorit dari para suporter Bianconeri, meskipun Ia telah meninggalkan Juventus lebih dari delapan tahun silam, dan ini semua berkat kerja keras dan semangat juang yang Ia tunjukkan dalam setiap laga yang dimainkannya saat mengenakan seragam Juventus (235 penampilan).


Petualangan Davids di Turin dimulai pada 14 Desember 1997, hanya beberapa hari setelah kedatangannya dari Milan. Pengalamannya yang kurang beruntung bersama dengan Rossoneri menjadikannya kembali lebih kuat dan termotivasi, seperti saat Ia masih berada di Ajax, klub dimana Ia besar dan memenangkan hampir semua trofi baik di Belanda maupun Eropa.


Hal yang sama pun terjadi saat Ia di Juve. Selama tujuh musim, Ia meraih tiga gelar Scudetto dan dua Piala Super Italia, koleksi piala yang menjadikan pengalamannya dalam seragam Bianconeri menjadi lebih spesial.

Selasa, 14 Juni 2011

Seri Perjalanan Bintang #4 : Gaetano Scirea

Hari ini adalah seri ke empat dari Serial Perjalanan Bintang Legenda. Juventus.com akan kembali melanjutkan untuk memperkenalkan 50 Legenda Bianconeri yang namanya akan berada di Stadion baru, dan dipilih oleh para fans.

Seri kali ini akan membahas karir dari salah satu pemain Bianconeri yang paling dicintai oleh fans, Gaetano Scirea. Ia adalah pemain yang luar biasa baik di lapangan maupun di luar lapangan, sebuah contoh teladan dari pemain berkelas tinggi dengan kerendahan hati.

Scirea membela Juventus selama 14 musim sebagai pemain dan juga sebagai pelatih, walaupun dalam waktu yang singkat. Hidupnya berakhir dengan tragis, dan kepergiannya ditangisi oleh jutaan fans Bianconeri, setelah Ia mengalami kecelakaan mobil pada 3 September 1989 di Polandia.

Tragedi tersebut, walaupun begitu, tidak dapat menghilangkan sejarah menakjubkan yang Ia torehkan saat mengenakan seragam Juventus. Sebanyak 552 penampilan (sebuah rekor yang tidak tersenuth sebelum akhirnya Del Piero berhasil memecahkan rekor tersebut) dan tanpa menerima satu kartu merah pun dalam karirnya, sebuah pencapaian luar biasa bagi seorang pemain sepakbola yang berposisi sebagai pemain bertahan. Ia adalah bek yang sangat elegan dan stabil, juga mampu bermain menyerang layaknya penyerang : raihan 32 golnya adalah jumlah yang cukup impresif.

Rekor karir Scirea juga diakui. Tujuh gelar scudetto, dua Coppa Italia, satu Piala Champions, satu Piala Interkontinental, satu Piala Super Eropa, satu Piala Cup Winners dan satu Piala UEFA. Piala Dunia 1982 di Spanyol juga tidak dapat dilupakan begitu saja, dimana Ia menjadi pemain kunci di barisan pertahanan Italia asuhan Enzo Bearzot bersama dengan beberapa rekan satu tim nya yang lain di Juventus.

Nama Gaetano Scirea masih akan selalu dikenang oleh seluruh fans Juventus hingga hari ini. Kehebatannya bahkan tetap diakui oleh para suporter yang lebih muda, yang tidak sempat melihatnya bermain.

Senin, 13 Juni 2011

Seri Perjalanan Bintang #3 : Felice Borel II

Hari ini merupakan serial ke tiga dari "Perjalanan Bintang Legenda". Juventus.com akan kembali melanjutkan untuk memperkenalkan 50 Legenda Bianconeri yang namanya akan berada di Stadion baru, dan dipilih oleh para fans.

Salah satu pahlawan Bianconero bergabung dengan Giampiero Boniperti dan Gianpiero Combi dalam 50 bintang legenda. Pemain ini berada di era yang berbeda, namun Ia tetap dapat dihubungkan dengan permainan di era modern melalui suatu hal yang paling sederhana dan diinginkan pemain pada posisinya : mencetak gol. Salah satu dari pencetak gol terbaik dalam sejarah Bianconeri, Felice Placido Borel II, menempatkan namanya dalam daftar legenda Bianconeri kali ini. Kakaknya, Aldo Giuseppe, juga bermain untuk Juventus.

Lahir di Nizza pada 5 April 1914, Borel II tidak memerlukan waktu lama untuk mengukirkan namanya. Pada 1932, tidak lama setelah berusia 18 tahun, Ia telah menjadi bagian dari tim Juventus yang mencatatkan sejarah, dengan meraih dua Scudetto berturut-turut dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti meraih gelar. Dijuluki Farfallino karena postur tubuhnya yang kecil dan gesit, Ia ikut berkontribusi dalam meraih kesuksesan dalam Quinquennio (lima scudetto bertutut-turut). Statistik golnya mengatakan segalanya : 29 gol dalam 28 laga di musim pertamanya, 31 dalam 34 laga di musim ke dua, 13 dalam 29 laga di musim ke tiga. Ia memuncaki daftar pencetak gol terbanyak di dua musim pertamanya, sesuatu yang belum pernah dicapai oleh penyerang Bianconeri manapun.

Di akhir 12 musimnya bersama Juventus, Ia telah mencetak 157 gol dalam 308 laga di Serie A, Coppa Italia dan Central European International Cup. Gol pertamanya, pada 1933, dicetak pada 11 Juni, dan langsung mencetak dua gol pada kemenangan 3-0 atas Milan.

Di musim terakhirnya sebagai pemain, Borel II juga menjadi pemain-pelatih dari Juventus, dan waktu yang singkat di Turin. Ia juga yang telah menmukan bakat dari Giampiero Boniperti.

Dia memiliki karir yang singkat namun penting di tim nasional. Borel II hanya memainkan tiga laga internasional, namun itu sudah cukup untuk menjadi bagian dari tim nasional Italia yang memenangkan Piala Dunia 1934. Ia meninggal dunia pada 21 Januari 1993, dalam usia 79 tahun.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More