Senin, 20 Juni 2011

Serial Perjalanan Bintang #11 : Pietro Rava

Juventus.com kembali mempersembahkan 50 legenda Bianconeri, yang namanya akan berada di Stadion baru Juventus, dan telah dipilih oleh para fans.

Tanggal 19 Juni akan menjadi tanggal yang tidak dapat dilupakan salam sejarah sepakbola Italia. Walaupun telah berlalu 73 tahun yang lalu, kenangan tersebut masih segar dalam ingatan. Pada tahun 1938, tim nasional Italia asuha Vittorio Pozzo merayakan kemenangan Piala Dunia untuk yang kedua kalinya di Paris, empat tahun setelah kesuksesan yang sama di Roma. Kemenangan 4-2 atas Hungaria menjadi sangat menentukan. Dan salah satu legenda Juventus menjadi bagian dari tim tersebut : Pietro Rava.

‘Kehidupan dalam hitam dan putih ’ adalah sebuah kutipan yang paling tepat untuk menggambarkan karir dari bek sayap ini, menjalani 13 dari 16 tahun karirnya bersama Juventus. Ia memulai karinya bersama Bianconeri, menjalani debutnya pada 1935/36, atau setelah kesuksesan periode Quinquennio.

Ikatannya yang kuat dan panjang bersama Juventus berlangsung hingga 1950, setelah menjalani musim yang singkat di Alessandria (1946/47), sebuah tim dari provinsi kelahirannya. Sebelum mengucapkan salam perpisahan dan mengakhiri karirnya di Novara, Ia meraih kepuasan terbesar dalam karirnya dengan mengangkat satu-satunya gelar scudetto yang Ia raih (1949/50) di musim pertama setelah era Grande Torino. Piala Italia yang diraih pada 1938 dan 1942 menjadi dua gelar pertamanya bersama Bianconeri, dalam 330 penampilan dan 15 gol yang Ia cetak.

Rava dan Alfredo Foni - bek sayap Juve lainnya - menjadi duet bek yang tidak dapat dikalahkan, dan juga bermain impresif di ajang Piala DUnia. Keduanya bermain dalam Piala Dunia 1938 dan Olimpiade Berlin 1936.

Pietro Rava meninggal dunia lima tahun yang lalu, pada 5 November 2006, dalam usia 90 tahun. Ia adalah pemain terakhir yang meninggal dunia dari tim nasional Italia yang mengangkat Piala Dunia di Paris.

Serial Perjalanan Bintang #10 : Fabio Capello

Juventus.com kembali mempersembahkan 50 legenda Bianconeri yang namanya akan berada di Stadion baru Juventus, dan telah dipilih oleh para fans.

Legenda pada hari ini adalah Fabio Capello. Pelatih tim nasional Inggris, yang juga mantan pemain serta pelatih Juventus ini, juga berulang tahun yang ke-65 pada hari ini (18 Juni 2011).

Capello menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam dunia sepakbola, yang sebagian besar juga menghasilkan kesuksesan. Pertama sebagai pemain dan kemudian sebagai pelatih.

Gelandang yang tidak mengenal kompromi ini menikmati kesuksesan luar biasa bersama Juventus. Ia menghabiskan enam musim di Turin (1970-1976), memainkan 239 laga dan mencetak 41 gol. Ia memenangi tiga gelar sepanjang karirnya bersama Juventus (1971/72, 1972/73 dan 1974/75).

Capello juga memberikan kontribusi penting bersama tim nasional. Gol yang dicetaknya di Wembley pada 14 November 1973 menjadikan Italia untuk pertama kalinya dalam sejarah berhasil menang di Inggris.

Hubungannya dengan Juventus - sebagai pemain -berakhir pada 1976, namun kembali berlanjut pada tahun 2004. Usai menahkodai Milan dan Roma dalam memenangkan Scudetto (kedua tim dimana Ia juga sempat bermain), Capello kembali bergabung dengan Bianconeri sebagai pelatih. Kesuksesannya kembali berlanjut, dengan memimpin Juventus meraih scudetto pada 2004/05 dan 2005/06.

Dalam kesempatan ini, segenap keluarga besar Juventus mengucapkan selamat ulang tahun dan semoga sukses, kepada salah satu legenda Bianconeri, Fabio Capello.

Seri Perjalanan Bintang #9 : Roberto Baggio

Juventus.com akan kembali mempersembahkan kisah 50 legenda Bianconero yang namanya akan berada di Stadion baru, dan dipilih oleh para fans.

Hari ini, kami akan menggandakan kisah sebelumnya. Dari nomor ‘5’ Sergio Brio ke nomor ‘10’ Roberto Baggio. The ‘Divin Codino’ adalah salah satu talenta luar biasa yang pernah mengenakan seragam Juventus.

Magis dan gol-gol yang dicetaknya (115 dalam 200 laga) menjadikannya sebagai simbol dalam lima musim karirnya bersama Bianconeri, antara tahun 1990 hingga 1995. Selama Ia bermain, Bianconeri berhasil meraih satu Scudetto, satu Piala Italia dan satu Piala UEFA.

Penyerang asal Coldogno ini memainkan peranan penting dalam kesuksesan Juventus di Eropa pada musim 1992/93. Ia membawa tim ini melewati kompetisi yang sulit dan hal tersebut tidak dapat diabaikan begitu saja, Baggio memperoleh dua penghargaan individual yang prestisius – Golden Ball dan FIFA World Player of The Year. Prestasi yang diraihnya ini menjadikan dirinya sebagai bagian dari bintang eksklusif Juventus, seperti Omar Sivori, Paolo Rossi, Michel Platini (yang memenangi gelar tersebut tiga kali berturut-turut), Zinedine Zidane, Pavel Nedved dan Fabio Cannavaro.

Ia juga memberikan kontribusi yang penting bagi tim nasional. Baggio gagal mengantarkan Italia untuk meraih Piala Dunia 1994, yang dilangsungkan di Amerika Serikat, namun magisnya tetap tidak dapat pudar dan terus dicintai oleh penggemar sepakbola Italia. Penyerang ini juga memegang rekor yang luar biasa : pemain Italia pertama yang mencetak gol di tiga Piala Dunia berbeda (Italia ’90, Amerika Serikat ’94, dan Perancis ’98).

Jumat, 17 Juni 2011

Pazienza Resmi ke Juventus

Setelah menjalani proses tes medis, Michele Pazienza resmi menjadi milik Juventus setelah menandatangani kontrak dengan durasi 3 tahun. Dia adalah seorang gelandang perusak, namun bukanlah perusak permainan. Pazienza adalah perpaduan sempurna antara kualitas dan kuantitas. Gaya permainannya memadukan kerjasama dengan lari tanpa henti, dengan penetrasi ke kotak penalti dengan waktu yang tepat serta memberikan umpan yang krusial.

Lahir pada 5 Agustus 1982 di San Savero sebuah daerah di Foggia. Ia memulai pendidikan sepakbolanya di ‘Gruppo Sportivo Apocalisse’ dan bergabung dengan Foggia pada usia 17 tahun, dan bersiap memulai karir profesionalnya. Dia menghabiskan 4 musim di Puglia, dan berkontribusi membawa Puglia promosi ke Serie C1. Kemudian dia pindah ke Udinese pada musim panas 2003 dan menjadi bagian kehebatan Udinese kala itu. Dia akhirnya pindah ke Fiorentina dan sukses menjadi pemain inti selama 2 musim. Di tengah musim akhirnya dia memilih untuk bergabung ke Napoli dan menjadi figur penting disebelah Marek Hamsik. Pazienza mencetak gol pertamanya pada 13 Desember 2008 saat membungkam Lecce. Dia kemudian mempersembahkan 3 gol untuk Napoli dan mengantarkan Napoli ke Liga Champions untuk musim depan.

Serial Perjalanan Bintang # 8 : Sergio Brio

Juventus.com kembali melanjutkan dalam menampilkan 50 legenda Bianconeri yang namanya akan berada di Stadion baru, dan telah dipilih oleh para fans. Kali ini adalah seri ke delapan, dan menjadi giliran dari pemain bertahan bertubuh 'raksasa', Sergio Brio.

Brio, bersama dengan Francesco Morino, adalah pemain yang berposisi sebagai ‘stopper’ dengan kemampuan untuk menjaga lawan. Ia selalu mengenakan seragam bernomor punggung ‘5’ (di era dimana nomor skuad belum diterapkan), bermain dengan lengan baju yang tergulung meskipun pada bulan Januari, menunjukkan semangat tinggi dan mencetak beberapa gol penting. Sergio Brio menjalani 12 musim di Turin (dari 1978-1990) dan bermain bersama – di beberapa waktu yang berbeda – dengan pemain-pemain seperti Gaetano Scirea, Claudio Gentile dan Antonio Cabrini, tanpa melupakan Dino Zoff dan Stefano Tacconi.

Pemain bertahan ini menggunakan semangat juangnya yang tinggi untuk mematikan langkah dari para penyerang lawan (‘pertempurannya’ dengan Roberto Pruzzo tidak akan dapat terlupakan), namun Ia juga memiliki kemampuan khusus di area penalti lawan : 24 gol dari 378 laga merupakan perolehan yang impresif bagi seorang pemain bertahan. Ia berkontribusi dalam era kesuksesan Bianconeri, dengan meraih beberapa trofi : empat Scudetto, tiga Piala Italia, satu Piala Champions, satu Piala Interkontinental, satu Piala Super Eropa, satu Piala Cup Winners’ dan satu Piala UEFA.

Prestasi Brio ini menjadikannya sebagai salah satu dari lima pemain (bersama-sama Scirea, Cabrini, Tacconi dan pemain Belanda Danny Blind) yang telah memenangkan seluruh ajang kompetisi sepakbola yang diakui oleh UEFA dan FIFA.

Ia pensiun dari sepakbola pada 1990, bersamaan dengan kesuksesan mantan rekannya Zoff yang memimpin Bianconeri mengangkat gelar ganda, Piala Italia dan Piala UEFA. Namun, Brio melanjutkan hubungannya dengan klub, saat menjadi asisten dari Trapattoni dan meraih kesuksesan di Piala UEFA tahun 1992.

Seri Perjalanan Bintang #7 : Gianluca Pessotto

Hari ini merupakan serial ke tujuh dari ‘Perjalanan Bintang Legenda’. Juventus.com masih akan terus melanjutkan untuk memperkenalkan 50 legenda Bianconeri yang namanya akan berada di Stadion baru, dan telah dipilih oleh para fans.

Legenda ketujuh dari Bianconeri ini adalah, sejak diperkenalkannya nomor punggung pemain, memegang jersey nomor tujuh untuk periode terlama : Gianluca Pessotto. Full-back yang mampu bermain di beberapa posisi ini menjalani sebelas musim di Turin, dan menghabiskan tujuh musim dengan mengenakan seragam bernomor punggung tujuh.

Gianluca Pessotto adalah pemain yang mampu beradaptasi dengan baik dan sangat cerdas. Ia membuktikan dirinya sebagai salah satu pemain yang banyak memiliki sumber daya dan keinginan yang kuat, dan ini ditandai dengan kemampuannya melangkah dari tim serie C2 bersama Varese, hingga mengangkat Piala Interkontinental bersama Juventus dalam rentang waktu lima tahun.

Ia tiba di Juve pada tahun 1995, bergabung dengan tim yang baru saja meraih gelar, namun masih mencari kesuksesan lainnya. Pessotto menikmati begitu banyak kesuksesan dalam musim berikutnya bersama Juventus. Dan ketika Ia pensiun pada musim 2005/06, Pessotto memiliki raihan gelar yang luar biasa : enam Scudetto, empat Piala Super Italia, satu Piala Champions (dimana golpenaltinya memenangkan final melawan Ajax), satu Piala Interkontinental dan satu Piala Super Eropa. Ia bermain sebanyak 366 laga untuk Juventus dan mencetak tiga gol.

Pessotto juga memberikan kontribusi bagi tim nasional Italia, terutama pada ajang Euro 2000. Ia mencetak penalti di semi-final melawan Belanda, berhasil mematikan Zidane dan memberikan umpan pada gol pembuka Delvecchio di final melawan Perancis. Namun akhirnya, Perancis berhasil membalas dengan dua gol dan memenangkan ajang tersebut.

Nama Gianluca Pessotto sampai saat ini masih terikat dengan Juventus, lima tahun setelah mengakhiri karirnya yang panjang dan mengagumkan. Setelah sempat menjadi ‘Manajer Tim’ bersama Tim Utama Juventus, Ia saat ini bertanggung jawab terhadap Sektor Remaja dari Bianconeri.

Seri Perjalanan Bintang #6 : Dino Zoff

Hari ini 'Perjalanan Bintang Legenda' telah sampai pada seri yang ke enam. Juventus.com akan kembali melanjutkan perjalanan 50 legenda Bianconeri yang namanya akan berada di Stadion baru, dan telah dipilih oleh para fans.

Memperingati 29 tahun dari rekor 100 kali penampilan bersama tim nasional Italia (saat Italia Vs Polandia) dan menjelang sebuah rekor penting lainnya (rekor 'clean-sheet' dalam laga internasional yang berakhir pada 15 Juni 1974), legenda pada hari ini adalah Dino Zoff.

Zoff adalah sebuah keajaiban yang sesungguhnya, simbol dari kekuatan, ketahanan, dan yang selalu dapat diandalkan. Ia mewakili dengan baik dari tim nasional Italia - sebagai kapten pada Piala Dunia Spanyol 1982 - dan juga bagi Juventus Football Club. Kiper ini tiba di Juventus pada tahun 1972 di usia 30 tahun, dengan pengalaman penting selama sepuluh tahun karirnya bersama Udinese, Mantova dan Napoli. Ia juga menjadi bintang bagi Azzurri, dengan memenangkan Piala Euro 1968 dan nyaris tidak ikut dalam Piala Dunia 1970.

Di Juventus, Zoff memperpanjang karir cemerlangnya dalam satu dekade berikutnya. Ia memainkan 476 laga dalam sebelas musim (330 penampilan di Serie A, tanpa absen satu laga pun) dan mempersembahkan beberapa trofi bagi Bianconeri : enam Scudetto, dua Piala Italia dan satu Piala UEFA. Usai final Liga Champions melawan Hamburg pada tahun 1983, sang kiper ini memutuskan untung menggantungkan sarung tangannya. Namun, kepergiannya hanya sesaat. Ia kembali sebagai pelatih Juventus pada 1988, dan memimpin Bianconeri meraih satu Piala Italia dan Piala UEFA.

Rabu, 15 Juni 2011

Seri Perjalanan Bintang #5 : Edgar Davids

Hari ini hadir serial berikutnya dari 'Perjalanan Bintang Legenda'. Juventus.com kembali melanjutkan kisah dari 50 legenda Bianconeri yang namanya akan berada di Stadion baru Juventus, dan dipilih oleh para fans.

“Terakhir namun bukan yang tidak penting”, adalah sebuah ungkapan yang tepat bagi Edgar Davids. Gelandang asal Belanda ini adalah pemain terakhir yang dianugerahi Bintang Legenda (dan akan ikut terpampang di Stadion baru Juventus bersama-sama dengan 49 nama lainnya yang telah terpilih lebih dahulu.

Meskipun menjadi yang terakhir, namun bukan berarti kontribusinya di lapangan tidak berarti dalam meraih cinta dari para fans. "The Pitbull" hingga saat ini masih menjadi salah satu pemain favorit dari para suporter Bianconeri, meskipun Ia telah meninggalkan Juventus lebih dari delapan tahun silam, dan ini semua berkat kerja keras dan semangat juang yang Ia tunjukkan dalam setiap laga yang dimainkannya saat mengenakan seragam Juventus (235 penampilan).


Petualangan Davids di Turin dimulai pada 14 Desember 1997, hanya beberapa hari setelah kedatangannya dari Milan. Pengalamannya yang kurang beruntung bersama dengan Rossoneri menjadikannya kembali lebih kuat dan termotivasi, seperti saat Ia masih berada di Ajax, klub dimana Ia besar dan memenangkan hampir semua trofi baik di Belanda maupun Eropa.


Hal yang sama pun terjadi saat Ia di Juve. Selama tujuh musim, Ia meraih tiga gelar Scudetto dan dua Piala Super Italia, koleksi piala yang menjadikan pengalamannya dalam seragam Bianconeri menjadi lebih spesial.

Selasa, 14 Juni 2011

Seri Perjalanan Bintang #4 : Gaetano Scirea

Hari ini adalah seri ke empat dari Serial Perjalanan Bintang Legenda. Juventus.com akan kembali melanjutkan untuk memperkenalkan 50 Legenda Bianconeri yang namanya akan berada di Stadion baru, dan dipilih oleh para fans.

Seri kali ini akan membahas karir dari salah satu pemain Bianconeri yang paling dicintai oleh fans, Gaetano Scirea. Ia adalah pemain yang luar biasa baik di lapangan maupun di luar lapangan, sebuah contoh teladan dari pemain berkelas tinggi dengan kerendahan hati.

Scirea membela Juventus selama 14 musim sebagai pemain dan juga sebagai pelatih, walaupun dalam waktu yang singkat. Hidupnya berakhir dengan tragis, dan kepergiannya ditangisi oleh jutaan fans Bianconeri, setelah Ia mengalami kecelakaan mobil pada 3 September 1989 di Polandia.

Tragedi tersebut, walaupun begitu, tidak dapat menghilangkan sejarah menakjubkan yang Ia torehkan saat mengenakan seragam Juventus. Sebanyak 552 penampilan (sebuah rekor yang tidak tersenuth sebelum akhirnya Del Piero berhasil memecahkan rekor tersebut) dan tanpa menerima satu kartu merah pun dalam karirnya, sebuah pencapaian luar biasa bagi seorang pemain sepakbola yang berposisi sebagai pemain bertahan. Ia adalah bek yang sangat elegan dan stabil, juga mampu bermain menyerang layaknya penyerang : raihan 32 golnya adalah jumlah yang cukup impresif.

Rekor karir Scirea juga diakui. Tujuh gelar scudetto, dua Coppa Italia, satu Piala Champions, satu Piala Interkontinental, satu Piala Super Eropa, satu Piala Cup Winners dan satu Piala UEFA. Piala Dunia 1982 di Spanyol juga tidak dapat dilupakan begitu saja, dimana Ia menjadi pemain kunci di barisan pertahanan Italia asuhan Enzo Bearzot bersama dengan beberapa rekan satu tim nya yang lain di Juventus.

Nama Gaetano Scirea masih akan selalu dikenang oleh seluruh fans Juventus hingga hari ini. Kehebatannya bahkan tetap diakui oleh para suporter yang lebih muda, yang tidak sempat melihatnya bermain.

Senin, 13 Juni 2011

Seri Perjalanan Bintang #3 : Felice Borel II

Hari ini merupakan serial ke tiga dari "Perjalanan Bintang Legenda". Juventus.com akan kembali melanjutkan untuk memperkenalkan 50 Legenda Bianconeri yang namanya akan berada di Stadion baru, dan dipilih oleh para fans.

Salah satu pahlawan Bianconero bergabung dengan Giampiero Boniperti dan Gianpiero Combi dalam 50 bintang legenda. Pemain ini berada di era yang berbeda, namun Ia tetap dapat dihubungkan dengan permainan di era modern melalui suatu hal yang paling sederhana dan diinginkan pemain pada posisinya : mencetak gol. Salah satu dari pencetak gol terbaik dalam sejarah Bianconeri, Felice Placido Borel II, menempatkan namanya dalam daftar legenda Bianconeri kali ini. Kakaknya, Aldo Giuseppe, juga bermain untuk Juventus.

Lahir di Nizza pada 5 April 1914, Borel II tidak memerlukan waktu lama untuk mengukirkan namanya. Pada 1932, tidak lama setelah berusia 18 tahun, Ia telah menjadi bagian dari tim Juventus yang mencatatkan sejarah, dengan meraih dua Scudetto berturut-turut dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti meraih gelar. Dijuluki Farfallino karena postur tubuhnya yang kecil dan gesit, Ia ikut berkontribusi dalam meraih kesuksesan dalam Quinquennio (lima scudetto bertutut-turut). Statistik golnya mengatakan segalanya : 29 gol dalam 28 laga di musim pertamanya, 31 dalam 34 laga di musim ke dua, 13 dalam 29 laga di musim ke tiga. Ia memuncaki daftar pencetak gol terbanyak di dua musim pertamanya, sesuatu yang belum pernah dicapai oleh penyerang Bianconeri manapun.

Di akhir 12 musimnya bersama Juventus, Ia telah mencetak 157 gol dalam 308 laga di Serie A, Coppa Italia dan Central European International Cup. Gol pertamanya, pada 1933, dicetak pada 11 Juni, dan langsung mencetak dua gol pada kemenangan 3-0 atas Milan.

Di musim terakhirnya sebagai pemain, Borel II juga menjadi pemain-pelatih dari Juventus, dan waktu yang singkat di Turin. Ia juga yang telah menmukan bakat dari Giampiero Boniperti.

Dia memiliki karir yang singkat namun penting di tim nasional. Borel II hanya memainkan tiga laga internasional, namun itu sudah cukup untuk menjadi bagian dari tim nasional Italia yang memenangkan Piala Dunia 1934. Ia meninggal dunia pada 21 Januari 1993, dalam usia 79 tahun.

Sabtu, 11 Juni 2011

Seri Perjalanan Bintang #2 : Gianpiero Combi

Hari ini adalah pemaparan kedua pemain yang masuk rombongan Perjalanan Melintasi Bintang Juventus. Juventus.com akan melanjutkan kembali para legenda Juventus yang namanya akan disematkan di stadion baru Juventus nanti yang merupakan pilihan fans. Gianpiero Combi adalah nama berikutnya setelah sebelumnya Giampiero Boniperti. Setelah Boniperti, bintang hari ini juga merupakan simbol dari persepakbolaan Italia dan juga berasal dari Piedmont: Gianpiero Combi, salah satu kiper terbaik dalam sejarah sepakbola dunia tidak hanya Juventus.

Lahir di Turin pada 20 November 1902, Combi menghabiskan seluruh karirnya untuk 2 sisi Juventus dan juga Timnas Italia. Dia merengkuh kesuksesan yang tak terlupakan ketika mengenakan jersey Juventus dan Italia. Combi bermain untuk Juventus dari musim 1921/22 hingga 1933/34, mempersembahkan 5 gelar Scudetto.

Pada 1934, Combi memutuskan untuk menggantungkan sarung tangannya ketika usianya masih 32 tahun, dia memutuskan pensiun usai mengangkat trofi Piala Dunia 1934 karena dia adalah kapten Italia saat itu. Combi meninggal dunia pada 1956, dikenang sebagai salah satu bintang paling bersinar di Juventus, namun kenangan kecermelangannya takkan terlupakan dan takkan pernah luntur.

11 Juni 1995, Gelar ke-9 Juventus

Setelah merasakan nikmatnya gelar Serie A, pasukan Marcello Lippi masih menginginkan kesuksesan lainnya, Tahun 1995 bukanlah sekedar momen perebutan kembali titel Scudetto, namun juga momen memenangkan kejuaraan domestik lainnya yaitu Coppa Italia. Bianconeri sukses mrengkuh gelar Coppa Italia-nya untuk ke-9 kalinya. Lawan yang Juve hadapi saat itu adalah Parma yang merupakan rival terberat Juventus sepanjang musim tersebut. Kemenangan tersebut diraih Juventus di kandang Parma Ennio Tardini. Sergio Porrini dan Fabrizio Ravanelli menjadi pahlawan Juventus dengan mencetak masing-masing satu gol. Juventus mengangkat trofi Copa Italia setelah mengakhiri pertandingan dengan skor 2-0.

Jumat, 10 Juni 2011

Seri Perjalanan Bintang #1 : Giampiero Boniperti

Mulai hari ini, kita akan melihat sebuah awal dari sebuah perjalanan yang luar biasa yaitu "Perjalanan Melintasi Bintang". Juventus.com akan memperkenalkan 50 legenda Juventus pilihan para fans, dimana nama-nama mereka akan disematkan di stadion baru Juventus. Pemain pertama yang akan dipaparkan adalah seorang pria, yang lebih dari siapapun, gambaran dari semangat Juventus: Giampiero Boniperti.

Boniperti berasal dari Piedmont, lahir di Barengo (sebuah provinsi di Novara) pada 4 juli 1928. Dia menghabiskan seluruh karirnya hanya untuk Juventus: pertama sebagai pemain dan sebagai direksi.

Dia datang ke Juventus ketika usianya baru saja beranjak 18 tahun, di hari setelah perang dunia ke-2 berakhir. Musim 1946/47 adalah musim pertamanya dari 15 musim beruntun dia berseragam hitam dan putih.
Dia membantu mengembalikan kejayaan Juventus, memberikan seluruh kemampuannya hingga tahun 1961, tahun dimana dia tampil untuk terakhir kalinya.

Selama dia menjadi pemain, Juventus memenangkan 5 Scudetto dan 2 Coppa Italia. Boniperti berhasil menorehkan 179 gol, membuatnya menjadi pencetak gol terbanyak kedua Juventus setelah Alessandro Del Piero. Dia adalah sensasi sebenarnya, dengan torehannya tersebut dia masuk menjadi 125 pemain terbaik sepanjang masa FIFA.

Boniperti menjadi terbiasa menang, dan hal tersebut berlanjut ketika dia menjadi direksi. Dipilih sebagai presiden Juventus pada 1971, dibawah rezimnya, Juventus menjadi tim yang lebih dihormati dan ditakuti pada era 70-80an. Tidak hanya di Italia namun juga Eropa bahkan Dunia. Dia kini berusia hampir 83 tahun dan telah melihat cucunya Fillippo Boniperti membuat debut bersama dengan tim senior Juventus di musim ini. Nama Giampiero Boniperti masih menjadi legenda hingga hari ini.

10 Juni, 2 Trofi untuk Italia

10 Juni adalah hari yang bersejarah bagi persepakbolaan Italia. Khususnya lagi adalah untuk Tim Nasional Italia, dan juga untuk Juventus. Pada tanggal ini, pada tahun 1934 dan juga tahun 1968, Italia meraih 2 kemenangan yang takkan terlupakan. Tempat yang sama untuk meraih kesuksesan. Italia memanfaatkan kesempatan sebagai tuan rumah dan akhirnya mengangkat trofi Piala Dunia (saat itu masih bernama Jules Rimet) yang pertama dan kemudian sebagai juara Eropa.

Dua trofi yang penuh sejarah, dimana para punggawa Juventus memainkan peran yang sangat penting. Tim Italia saat itu dikomandoi oleh Vittorio Pozzo berhasil mengalahkan Tim Cekoslowakia, lawan yang sangat menakutkan. Jalannya pertandingan sangat sulit kala itu dan Azzurri dipaksa untuk berjuang habis-habisan untuk mengejar ketertinggalan. Sepuluh menit menjelang laga usai, Italia masih tertinggal 1-0 dari lawan. Raimundo Orsi akhirnya mampu menyamakan kedudukan dan memaksa untuk melanjutkan pertandingan ke extra time.

Italia akhirnya menjadi juara setelah Schiavo berhasil membuat Italia unggul 2-1. Gianpiero Combi yang menjadi kapten akhirnya mengangkat trofi dengan penuh sukacita. Pemain Juventus kala itu adalah sang kapten, Monti, Bertolini, Orsi dan juga Ferrari.

34 tahun kemudian, Italia menjadi tuan rumah kembali dalam kompetisi Piala Eropa. Kesempatan yang sangat penting mengingat Italia masih belum pernah menjuarainya. Terbukti, dalam perjalanannya menuju Final, Italia harus berjuang habis-habisan. Uniknya, dalam laga Final antara Italia melawan Yugoslavia dihelat 2 kali. Pertemuan pertama berakhir dengan kedudukan imbang yang kemudian bermain kembali pada 10 Juni. Tanggal tersebut kembali menjadi keberuntungan Italia.

Asuhan Valcareggi berhasil mengalahkan Yugoslavia. Gigi Riva dan calon pemain Juventus Pietro Anastasi mencetak gol kemenangan. Saat itu, Juventus diwakili oleh Sandro Salvadore dan juga calon legenda Juventus saat itu Dino Zoff.

Soal Matri, Cagliari & Juventus Sepakat

Juventus dikabarkan telah mencapai kesepakatan dengan pihak Cagliari untuk tetap memakai jasa Alesandro Matri di Turin. Striker Italia tersebut tiba di Juventus dengan status pinjaman pada Januari lalu dengan opsi pembelian sebesar €15.5 juta. Setelah beberapa kali pertemuan dan pembicaraan antara kedua pihak klub, akhirnya kesepakatan dapat dicapai. Juventus akan menyerahkan beberapa jumlah uang yang tidak disebutkan berapa jumlahnya plus Luca Marrone, Cristian Pasquato dan Ciro Immobile.

Matri yang merupakan anak didik AC Milan bisa dikatakan memiliki musim yang cemerlang di Juventus setelah dirinya sukses mencetak 9 gol dari 16 permainannya bersama Juventus. Walaupun kesepakatan tersebut belum secara resmi diumumkan, Pasquato sudah bersiap untuk berbicara dengan pihak Cagliari. 

"Saya mendengar berita ini dari anda" kata Pasquato pada Sportitalia. “Akan sangat bangga jika saya bermain untuk Cagliari di Serie A ini. Saya sangat puas sekali." Pasquato merupakan produk asli binaan Juventus begitu juga Marrone dan Immobile.

Parma dan Juventus Rebutan Giovinco

Parma sekali lagi menegaskan bahwa Sebastian Giovinco akan tetap bermain di Parma untuk musim depan. Namun sepertinya Juventus dengan pelatih barunya tersebut menginginkan Giovinco kembali. "Kami telah menyampaikannya lewat semua bahasa yang kami ketahui," kata direktur olahraga Parma Pietro Leonardi. "Giovinco akan tetap menjadi milik kita dan akan terus bermain untuk kita."

Pemain yang kini menjadi punggawa Tim Azzuri Italia tersebut kini masih dalam masa pinjamannya di Parma. Dalam kesepakatannya itu, Parma memiliki opsi untuk membeli separuh kepemilikan Giovinco seharga 3,5 juta euro.

"Saya pikir saya akan tetap tinggal disini (Parma)," kata Giovinco minggu lalu. "Presiden Tommaso Ghirardi dan Leonardi sudah menegaskan niatnya untuk mempertahankan saya disini. Kecuali jika ada beberapa perubahan rencana secara radikal, sisanya 99 persen saya yakin saya akan tinggal."
"Juventus sendiri pernah mengatakan bahwa saya bukanlah bagian dari proyek mereka dan memang lebih baik jika saya tetap di Parma. Saya tidak ingin melakukan kesalahan yang sama seperti yang saya lakukan beberapa tahun lalu."

Namun, berita terkini menyebutkan bahwa pelatih baru Juventus Antonio Conte ingin Giovinco menjadi bagian Juventus untuk musim depan yang masuk dalam persayaratan yang diajukan Conte pada Juventus.
Jika hal tersebut terjadi, maka Juventus akan membiarkan Amauri untuk tetap tinggal di Parma.

Melo Isyaratkan Pindah ke Spanyol

Ini dia komentar yang dikeluarkan oleh Felipe Melo (27) disaat dirinya diwawancarai secara eksklusif oleh stasiun televisi Brazil Globo pada kamis lalu: "Saya tahu bahwa sangat banyak spekulasi yang dihembuskan olhe media mengenai masa depan saya di Juventus, segalanya dapat terjadi dalam bursa transfer ini. Secara pribadi, saya masih merasa senang berada di Turin dan saya berharap saya dapat bertahan di Juventus setidaknya hingga kontrak saya habis pada Juni 2013 nanti. Namun, jika manajemen ingin menjual saya, maka saya akan memilih untuk pindah ke La Liga. Disana saya memiliki memori yang baik ketika saya masih bermain disana bersama Real Mallorca, Racing Santander dan Almeria".

Marotta Masih Mengejar Inler

Secara eksklusif, portal berita footballpress memberitakan bahwa GM Juve Beppe Marotta telah melakukan pertemuan dengan Dino Lamberti (agen dari Gokhan Inler) beberapa jam lalu untuk pertemuan kedua setelah sebelummnya pernah bertemu pada akhir mei lalu. Detil tentang pertemuan tersebut akan segera diketahui kemudian, namun Marotta masih yakin bahwa Inler masih ingin gabung dengan Juventus.

Di waktu yang sama dan seperti sudah diberitakan sebelumnya bahwa Udinese telah sepakat dengan Napoli terkait dengan Inler. Namun segala sesuatunya tentu terserah Inler akan menerima pinangan siapa. Napoli atau Juventus.

Rabu, 08 Juni 2011

Aquilani Pertimbangkan AC Milan

Alberto Aquilani mulai berpikir untuk menerima pinangan dari AC Milan sebagaimana telah diberitakan oleh beberapa media tentang ketertarikan AC Milan kepada gelandang yang dipinjam oleh Juventus dari Liverpool tersebut. Walaupun Aquilani dinilai sukses selama masa peminjamannya di Juventus dengan tampil cukup impresif dengan mencetak beberapa gol dan assist namun Juventus masih ragu apakah akan mempertahankannya atau tidak. Keraguan dari pihak Juventus adalah apakah Aquilani adalah sosok gelandang yang Juventus butuhkan mengingat pelatih Juventus saat ini yang merupakan mantan gelandang Juventus akan menjadikan lini tengah Juventus sebagai poros permainan Juventus musim depan.

Sementara itu bahan pertimbangan Aquilani adalah dirinya masih ingin bertahan di Italia karena dengan hal tersebut kesempatan dirinya untuk tetap mengenakan seragam Azzuri akan tetap terjaga hingga dia tampil di kejuaraan Piala Eropa yang merupakan target impiannya saat ini. 

Juventus sebenarnya ingin menebus Aquilani namun terlihat setengah-setengah yang terlihat dari kesepakatan awal sebesar 16 juta euro dan kemudian ditawar menjadi 12 juta euro dan bahkan tawaran terakhir hanya sebesar 6 juta euro saja. Agen Aquilani sempat bingung dengan keseriusan dari pihak Juventus hingga dirinya kerap kali merubah apa yang telah dikomentarinya terkait dengan Aquilani.

Martinez Kunci Barter dengan Udinese

Didatangkan dari Catania dengan banderol yang lumayan mahal yaitu sebesar 12 juta euro dan juga hasil membajak dari negosiasi antara Catania dan Lazio, tak membuat Jorge Martinez tampil luar biasa musim ini. Malahan dirinya dianggap pembelian gagal karena penampilannya tak kunjung membaik dan juga sering berkutat dengan cedera. Untuk menyongsong musim depan, Martinez dipastikan akan dilepas. Kabar terakhir menyebutkan bahwa Martinez sedang diincar oleh pihak Udinese dan Juventus menjadikannya sebagai pemain kunci keberhasilan proses barter dengan Udinese.

Namun sayangnya, Martinez bukan untuk dibarter dengan Gokhan Inler maupun Alexis Sanchez demi mendapat penurunan harga. Martinez hanya akan digunakan untuk dibarter dengan penebusan Simone Pepe dan juga Marco Motta.

Conte Umumkan Staf Kepelatihan

Antonio Conte akhirnya mengumumkan staf kepelatihan yang akan mendampinginya melatih Juventus. Dalam daftar tersebut juga termasuk mantan pemain Juventus Angelo Alessio. Sebelumnya, Conte yang resmi ditunjuk melatih Juventus setelah terakhir kali menjadi kapten Juventus pada minggu lalu. Angelo Alessio akan menjadi asisten pelatih, Cristian Stellini menjadi pelatih tim utama, Paolo Bertelli menjadi pelatih kesehatan, dan Claudio Filippi menjadi pelatih kiper.

Selasa, 07 Juni 2011

Rossi Mendekat, Sanchez Menjauh?

Kabar terakhir menyebutkan bahwa Juventus semakin mendekat dengan Giuseppe Rossi. Setelah beberapa hari lalu Andrea Pirlo secara terang-terangan menginginkan Giuseppe Rossi untuk dibeli Juventus.Corriere dello Sport memberitakan bahwa Direktur Umum Juventus Giuseppe Marotta dan Direktur Olahraga Juventus Fabio Paratici sedang dalam negosiasi mendalam untuk membicarakan kontrak pribadi dengan pihak Rossi. Sementara itu, Rossi yang akhir-akhir ini dikabarkan semakin mendekat ke Barcelona kini bisa jadi tidak akan menjadi kenyataan setelah pihak juara Liga Champions musim ini tersebut enggan menuruti permintaan Villarreal yang menginginkan Barcelona untuk membayar 30 juta euro.

Barcelona akan berganti mengejar Alexis Sanchez. Juventus pun semakin percaya diri untuk mendatangkan Giuseppe Rossi walaupun banderolnya 30 juta euro, namun lebih murah daripada Sanchez. Namun satu halangan Juventus dipastikan hanya ada pada diri Rossi sendiri yang sebelumnya menyatakan belum siap untuk pulang kampung.

Cassani Semakin Mendekat

Kabar ketertarikan Juventus terhadap Mattia Cassani (27) bek kanan dari Palermo semakin menemui titik terang. Menurut pernyataan Presiden Palermo Maurizio Zamparini beberapa waktu lalu yang menyatakan bahwa dirinya akan mempertahankan Javier Pastore sebisa mungkin dan akan mempersilahkan Mattia Cassani untuk hengkang. Bek kanan Timnas Italia tersebut memang ingin hengkang dari Palermo. Cassani yang telah bermain sejak musim 2006/07 untuk Palermo dikabarkan semakin mendekat ke klub yang paling memburunya yaitu Juventus. Palermo dikabarkan akan mempersilahkan Cassani pergi jika ada tawaran sebesar 9 juta euro. JIka bek kanan yang direkomendasikan oleh Marcello Lippi tersebut jadi didatangkan, maka Juventus harus melepaskan buruan lainnya yaitu Stephan Lichsteiner namun Andreas Beck masih akan diburu.

Target Striker Baru

Negosiasi antara Juventus dengan Mirko Vucinic terlihat akan segera mencapai titik krusial. Menurut calciomercato.com pemain tersebut beserta agennya Alessandro Lucci, akan memilih Turin sebagai kota pilihannya untuk musim depan. Pertemuan antara Juventus dan petinggi AS Roma diperkirakan akan segera dilakukan. Vucinic dikabarkan akan segera menyetujui proposal kontrak dengan nilai 3.5 juta euro pertahun dan AS Roma akan menerima 18 juta euro.

Petinggi AS Roma yang dari beberapa minggu lalu sempat bungkam khususnya presiden baru Thomas Di Benedetto, yang masih ingin mempertahankan Vucinic terlihat bersedia melepas pemain tersebut. Terlebih rencana kedatangan Luis Enrique sebagai pelatih baru nanti juga merekomendasikan untuk segera mencari pengganti Vucinic. Dikabarkan AS Roma berencana akan menjadikan Lukas Podolski sebagai pengganti Vucinic.

Marotta: "Saya tidak membicarakan Inler."

Senada dengan komentar yang dikeluarkan oleh Gokhan Inler yang menolak bahwa dirinya telah melakukan pembicaraan dengan Juventus, Direktur Umum Juventus Beppe Marotta juga menolak berita tersebut. Menurutnya, dia tidak melakukan pembicaraan dengan pihak Udinese terkait dengan Gokhan Inler.

Inler: "Saya tidak pernah menyebutkan Juventus"

Sebagaimana dilaporkan oleh mayoritas media lokal (Italia) bahkan seluruh eropa bahwa Gokhan Inler akan segera berbaju hitam putih Juventus pada musim panas nanti. Namun Inler menolak berita tersebut dengan menyatakan: "Terlalu banyak spekulasi yang dihembuskan oleh media mengenai masa depan saya. Bahkan beberapa media sudah mengklaim bahwa saya akan meninggalkan Udinese untuk bergabung dengan Juventus atau Napoli. Saya masih belum memutuskan bagaimana masa depan saya nanti. Terlebih lagi, saya tidak pernah menyebutkan dan bahkan berbicara mengenai Juventus kepada siapapun. Saya akan segera berbicara dengan agen saya dan melihat opsi terbaik untuk saya nantinya. Saya tidak berorientasi pada uang, saya hanya berorientasi pada memenangkan sebuah kejuaraan. Jika saya benar-benar meninggalkan Udinese, maka saya berharap akan mendapatkan juara di klub baru saya."

Minggu, 05 Juni 2011

Barter dengan Palermo

Juventus dikabarkan siap untuk melakukan barter dengan Palermo. Sayangnya tidak ada nama Pastore dalam rencana tersebut.

Rabu, 01 Juni 2011

Marchisio Tetap di Juventus

 
GM  Juventus Beppe Marotta menegaskan bahwa Claudio Marchisio adalha pemain yang dibutuhkan oleh Juventus untuk musim depan.

Agnelli dan Conte Idamkan Ribery

Juventus bersiap untuk menggelontorkan dana besar untuk mendatangkan Frack Ribery dari Bayern Munich.

Amauri Ingin Jadi Bagian Juventus Musim Depan

Amauri mengungkapkan bahwa dirinya ingin diberikan satu lagi kesempatan untuk membuktikan dirinya di Juventus.

Selasa, 31 Mei 2011

Conte Resmi Latih Juventus

Mimpi Antonio Conte akhirnya menjadi kenyataan. Conte akhirnya menandatangani kontrak sebagai pelatih baru Juventus.

Juventus Pinjam Pemain Lagi

Kerjasama antara Manchester United dan Juventus akan menjadi sangat intensif dalam bursa transfer musim panas mendatang.

Nani Mendekat Ke Juventus?

Setelah muncul kabar tentang usaha Juventus untuk mendapatkan Nani dengan cara menyertakan Claudio Marchisio bisa saja terjadi.

Marchisio untuk Nani?

Juventus sukses menggaet Andrea Pirlo untuk memperkuat lini tengah Juventus yang musim lalu kurang solid dan kreatifitas sehingga lini depan dan belakang Juventus masih belum terhubung sempurna.

Senin, 30 Mei 2011

Tak Hanya Inler dari Udinese

Ternyata pembicaraan yang dilakukan oleh Giuseppe Marotta sang direktur umum Juventus dengan presiden Udinese Giampolo Pozzo tidak hanya mengenai Gokhan Inler saja.

Marotta ke Udinese

Direktur Umum Juventus Giuseppe Marotta telah bertemu dengan Dino Lamberti (agen dari gelandang Udinese Gokhan Inler) dan hasilnya adalah positif.

Lichtsteiner Mendekat

Juventus semakin dekat untuk mendapatkan Stephan Lichtsteiner, bek kaknan berusia 27 tahun tersebut kini masih menjadi pilar Lazio dan Timnas Swiss.

Minggu, 29 Mei 2011

Kenangan 26 Tahun Tragedi Heysel

Juventus mengenang 26 tahun kejadian tragedi Heysel dan mengungkapkan banyak penghargaan pada para korban di stadion baru Juventus.

Sabtu, 28 Mei 2011

Inler Turuti Kata Istrinya

Dihubungi melalui telepon dari Mars for the "Mars Live Sport" jurnalis Pasquarette yang dikirim ke Turin, mengungkapkan tentang detil tentang kesepakatan yang membawa Gokhan Inler ke Juventus:

Pendamping Pirlo, Pengganti Aquilani?

Edisi malam Studio Sport, salah satu program olahraga, telah memberitakan tentang salah satu bidikan Juventus untuk memperkuat tim musim depan.

Jumat, 27 Mei 2011

Aguero Hanya Untuk Juventus

Juventus telah mendapatkan persetujuan dari Sergio Aguero dan bukannya Real Madrid. Setidaknya itulah pernyataan yang dikeluarkan oleh Presiden Atletico Madrid Enrique Cerezo.

Profil Singkat Ziegler

Ia masih berusia muda, namun pengalamannya sudah cukup banyak di ajang nasional maupun Internasional. Lahir pada 1986, Reto Ziegler sudah menjadi bagian dari Tim Nasional Swiss.

Selamat Ulang Tahun Luca Toni

Liga Italia sudah berakhir, namun salah satu punggawa Juventus merayakan sebuah evemt penting.

Kamis, 26 Mei 2011

Aguero Menjauh, Tevez Mendekat?

Target utama Juventus untuk memperkuat lini depan Sergio Aguero terlihat semakin menjauh. Usaha Juventus yang dikabarkan siap menggelontorkan dana sebesat 45 juta euro plus tawaran gaji sebesar 7,5 juta euro pertahunnya terlihat kurang bisa menarik minat Aguero untuk hijrah ke Turin.

Giandonato Kebanjiran Tawaran

Talenta muda Juventus, Manuel Giandonato berhasil menaikkan banderolnya setelah mencetak gol indah ke gawang Manchester United dalam laga testimonial Gary Neville.

Pirlo: "Juve, Sebuah Tantangan Untuk Meraih Gelar Juara"

"Untuk dapat bergabung dengan Juventus tentu saja kesempatan ini tidak datang tiap hari, walaupun banyak harapan yang diberikan kepada saya".

Juve Perkenalkan Pirlo Secara Resmi

Juventus secara resmi mengumumkan dan juga memperkenal Andrea Pirlo sebagai pemain baru Juventus. Pirlo didatangkan dari AC Milan secara gratis.

Ziegler Tes Medis

Setelah Andrea Pirlo, Juventus mungkin akan segera mendapatkan pemain gratisan lagi dalam waktu dekat. Pemain itu adalah Reto Ziegler.

Rabu, 25 Mei 2011

Bintang Pertama Juventus

Tanggal 24 mei menjadi salah satu momen yang tak terlupakan, saat itu Juventus menyematkan bintang pertamanya di kostum Juventus.

5 Pemain Juventus Dipanggil Timnas

Walau Seri-A telah berakhir, musim Sepakbola Italia terus berjalan. Sebelum berakhir resmi musim ini, masih ada dua laga yang belum terlaksana bagi tim nasional Italia.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More